Mengagumi itu pasti memiliki alasan, entah karena dia menarik atau karena dia punya pemikiran yang berbeda. Tapi mengagumi itu adalah kegiatan yang gratis, mau dilakukan sesering apapun, sebanyak apapun. Tidak akan ada yang meminta bayarannya. Kekaguman itu berasal dari hati, kemudian disetujui oleh pemikiran. Benarkah disetujui oleh pemikiran? Bukankah terkadang hati dan pikiran tidak selalu sejalan?
Lalu
apa buktinya kalau pikiran menyetujui hati yang mengagumi seseorang? Saat hati
merasa kagum terhadap sesuatu, pikiran akan mendukungnya dengan cara selalu
memikirkan kebaikan dan kesempurnaan terhadap sosok yang dikagumi. Pikiran
seolah buta terhadap keburukan yang mungkin dimiliki oleh sosok yang dikagumi,
yang ada hanya pikiran setuju dan tertarik atas apa yang dilakukannya.
Mengapa
menyenangkan? Karena untuk sekali waktu, kita tidak berpikiran buruk terhadap
seseorang. Yang kita lihat hanyalah kebaikan darinya yang menginspirasi,
bukankah hal ini berdampak baik untuk kita manusia yang selalu punya pikiran
buruk sangka? Bukankah ini hal yang baik untuk kita lebih menghargai banyak
kebaikan orang lain daripada keburukannya? Karena saat ini, satu keburukan saja
dapat merusak sejuta kebaikan. Ini yang harus kita coba dalam hidup. Mengagumi
seseorang lah jawabannya.
wah gile gileeee
BalasHapus